BUDAYA KERJA
Yusnimar Yusri
1.
Budaya Kerja
Salah satu
hal yang mendorong kemajuan suatu bangsa atau suatu peradaban adalah
membudayakan etos kerja yang tinggi pada bangsa tersebut. Etos kerja merupakan semangat
dan menjadi cirri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok.
Pengembangan
sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan investasi untuk
memperbaiki kapasitas produktif. Dengan manajemen yang baik organisasi akan
memiliki kekuatan kompetitif sehingga sumber-sumber keberhasilan menjadi lebih
berguna.
Budaya kerja
yang terbentuk dalam organisasi memang mempengaruhi unjuk kerja organiasi,
tetapi sifatnya bukanlah suatu persaingan atau mencari keuntungan atau jabatan
dalam organisasi. Pada dasarnya semua jenis organisasi memiliki budaya kerja
yang ikut mempengaruhi tingkah laku onggota, yang senantiasa dikembangkan
secara informal dalam organisasi. Jadi, bagi para anggota organisasi yang
penting adalah saling berkomunikasi antar anggota yang sama minat, sama
pekerjaan, sama lokasi kerja dan enak berdiskusi tentang berbagai hal. Itulah
kebiasaan dan budaya kerja mereka.[1]
A.
Moral Kerja
Moral kerja adalah kesepakatan batiniah yang muncul dari
dalam diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.
Moral, meskipun sifatnya sangat abstrak, akan tetapi sangat esensial dalam
dunia kerja. Moral organisasi adalah kondisi mental individu atau kelompok yang
mempengaruhi aktifitas manusia dan menciptakan keberagaman manajemen.
Moral kerja (working morale) dapat dibedakan
menjadi dua dimensi yaitu moral kerja tinggi (high morale) dan moral
kerja rendah (low morale). Moral kerja yang tinggi dari para pekerja atau
karyawan akan membawa sumbangan positif bagi organisasinya, sebaliknya moral
kerja rendah membawa organisasi kepada kemerosotan dan kehancuran.
Rendahnya moral kerja karyawan menyebabkan organisasi
akan hancur (collapse) atau mengalami entropi (entropy), paling tidak berada
pada kondisi monoton atau status quo. Manusia yang mempunyai moral kerja tinggi
mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan manusia dewasa. Moral
kerja yang tinggi dan moral kerja yang rendah tidak berbeda pada kondisi
konstan. Moral kerja berada pada satu rentangan yang dapat bergerak dari
suasana batin positif ke suasana batin negatif dan demikian sebaliknya.
Keberagaman manajemen dalam organisasi akan dipengaruhi
oleh banyak aspek antara lain motivasi, sikap/prilaku, moral kerja karyawan dan
lain-lain. Unsur-unsur tersebut saling berpengaruh dan merupakan sebuah sistem
yang sangat menentukan tercapainya tujuan yang diinginkan.
B.
Aspek-Aspek
Kinerja
Malayu S. P.
Hasibuan mengemukakan aspek-aspek yang dinilai kinerja mencakup kesetiaan, hasil
kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreatifitas, kerjasama, kepemimpinan,
kepribadian, prakarsa, kecakapan dan tanggungjawab.
Sedangkan
Husein Umar membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut mutu pekerjaan,
kejujuran karyawan, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan,
pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab dan pemanfaatan waktu kerja.
Adapun
aspek-aspek standar kinerja terdiri dari aspek kuantitatif yang
meliputi, proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang digunakan atau lamanya
melaksanakan pekerjaan, jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan dan jumlah
serta jenis pemberian pelayanan dalam bekerja dan aspek kualitatif
meliputi ketetapan kerja dan kualitas pekerjaan, tingkat kemampuan dalam
bekerja, kemampuan menganalisis data dan informasi, kemampuan/kegagalan
menggunakan mesin/peralatan dan kemampuan mengevaluasi.
C.
Karakter-Karakter
Individu dengan Kinerja Tinggi
Individu
yang memiliki motivasi tinggi untuk mencapai kinerja dapat dibedakan dalam
empat ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Individu
yang senang bekerja dan menghadapi tantangan yang moderat.
2)
Individu memperoleh
sedikit kepuasan jika pekerjaannya sangat mudah dan jika pekerjaannya terlalu
sulit cenderung kecewa.
3)
Individu
yang senang memperoleh umpan balik yang konkret mengenai keberhasilan
pekerjaannya.
4)
Individu
yang cenderung tidak menyenangi tugas tersebut jika tidak mencapai prestasi
yang sesuai dengan yang diinginkan.
5)
Individu
yang lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tugas yang dikerjakan.
6)
Individu
yang puas dengan hasil bila dilakukan sendiri.
D.
Langkah-Langkah
Peningkatan Kinerja
Dalam rangka
peningkatan kinerja, terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan, di
antaranya adalah: (1) mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja, (2) mengenal
kekurangan dan tingkat keseriusan, (3) mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin
menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang
berhubungan dengan pegawai itu sendiri, (4) mengembangkan rencana tindakan untuk
menanggulangi penyebab kekurangan tersebut, (5) melakukan rencana tindakan, (6)
melakukan evaluasi, apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.
[1] M. Dachnel Kamars. (2005). Administrasi
Pendidikan Teori dan Praktek. UPI Press. Padang. Hlm. 65
Spinomenal Casino Site 2021 | Live Dealers & Online
BalasHapusThe best Spinomenal Casino Site is now live. luckyclub Play Slots, table games, live casino games and more with Lucky Club. Sign up today and claim your welcome