Senin, 08 April 2013

Budaya Kerja

BUDAYA KERJA
Yusnimar Yusri
1.      Budaya Kerja
Salah satu hal yang mendorong kemajuan suatu bangsa atau suatu peradaban adalah membudayakan etos kerja yang tinggi pada bangsa tersebut. Etos kerja merupakan semangat dan menjadi cirri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok.
Pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan investasi untuk memperbaiki kapasitas produktif. Dengan manajemen yang baik organisasi akan memiliki kekuatan kompetitif sehingga sumber-sumber keberhasilan menjadi lebih berguna.
Budaya kerja yang terbentuk dalam organisasi memang mempengaruhi unjuk kerja organiasi, tetapi sifatnya bukanlah suatu persaingan atau mencari keuntungan atau jabatan dalam organisasi. Pada dasarnya semua jenis organisasi memiliki budaya kerja yang ikut mempengaruhi tingkah laku onggota, yang senantiasa dikembangkan secara informal dalam organisasi. Jadi, bagi para anggota organisasi yang penting adalah saling berkomunikasi antar anggota yang sama minat, sama pekerjaan, sama lokasi kerja dan enak berdiskusi tentang berbagai hal. Itulah kebiasaan dan budaya kerja mereka.[1]
A.    Moral Kerja
Moral kerja adalah kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi. Moral, meskipun sifatnya sangat abstrak, akan tetapi sangat esensial dalam dunia kerja. Moral organisasi adalah kondisi mental individu atau kelompok yang mempengaruhi aktifitas manusia dan menciptakan keberagaman manajemen.
Moral kerja (working morale) dapat dibedakan menjadi dua dimensi yaitu moral kerja tinggi (high morale) dan moral kerja rendah (low morale). Moral kerja yang tinggi dari para pekerja atau karyawan akan membawa sumbangan positif bagi organisasinya, sebaliknya moral kerja rendah membawa organisasi kepada kemerosotan dan kehancuran.
Rendahnya moral kerja karyawan menyebabkan organisasi akan hancur (collapse) atau mengalami entropi (entropy), paling tidak berada pada kondisi monoton atau status quo. Manusia yang mempunyai moral kerja tinggi mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan manusia dewasa. Moral kerja yang tinggi dan moral kerja yang rendah tidak berbeda pada kondisi konstan. Moral kerja berada pada satu rentangan yang dapat bergerak dari suasana batin positif ke suasana batin negatif dan demikian sebaliknya.
Keberagaman manajemen dalam organisasi akan dipengaruhi oleh banyak aspek antara lain motivasi, sikap/prilaku, moral kerja karyawan dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut saling berpengaruh dan merupakan sebuah sistem yang sangat menentukan tercapainya tujuan yang diinginkan. 
B.     Aspek-Aspek Kinerja
Malayu S. P. Hasibuan mengemukakan aspek-aspek yang dinilai kinerja mencakup kesetiaan, hasil kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreatifitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan dan tanggungjawab.
Sedangkan Husein Umar membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut mutu pekerjaan, kejujuran karyawan, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab dan pemanfaatan waktu kerja.
Adapun aspek-aspek standar kinerja terdiri dari aspek kuantitatif yang meliputi, proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan dan jumlah serta jenis pemberian pelayanan dalam bekerja dan aspek kualitatif meliputi ketetapan kerja dan kualitas pekerjaan, tingkat kemampuan dalam bekerja, kemampuan menganalisis data dan informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan dan kemampuan mengevaluasi.  

 C.    Karakter-Karakter Individu dengan Kinerja Tinggi
Individu yang memiliki motivasi tinggi untuk mencapai kinerja dapat dibedakan dalam empat ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Individu yang senang bekerja dan menghadapi tantangan yang moderat.
2)      Individu memperoleh sedikit kepuasan jika pekerjaannya sangat mudah dan jika pekerjaannya terlalu sulit cenderung kecewa.
3)      Individu yang senang memperoleh umpan balik yang konkret mengenai keberhasilan pekerjaannya.
4)      Individu yang cenderung tidak menyenangi tugas tersebut jika tidak mencapai prestasi yang sesuai dengan yang diinginkan.
5)      Individu yang lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tugas yang dikerjakan.
6)      Individu yang puas dengan hasil bila dilakukan sendiri.
D.    Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja
Dalam rangka peningkatan kinerja, terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan, di antaranya adalah: (1) mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja, (2) mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan, (3) mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri, (4) mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab kekurangan tersebut, (5) melakukan rencana tindakan, (6) melakukan evaluasi, apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.  


[1] M. Dachnel Kamars. (2005). Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. UPI Press. Padang. Hlm. 65

1 komentar:

  1. Spinomenal Casino Site 2021 | Live Dealers & Online
    The best Spinomenal Casino Site is now live. luckyclub Play Slots, table games, live casino games and more with Lucky Club. Sign up today and claim your welcome

    BalasHapus